Yuk kenalan dengan bapak komunikasi kita .....
- halo ilkom !!
- Dec 26, 2018
- 2 min read

Lasswell dilahirkan di Donelison, Illinois, Amerika Serikat, yang berpenduduk 292 jiwa. Ia adalah seorang anak yang cepat sekali dewasa. Pada usia 16 tahun, dengan beasiswa dia kuliah di Chicago University. Selama belajar di Chicago, Lasswell dipengaruhi oleh John Dewey, George Herbert Mead, dan Robert Park.
Lasswell adalah seorang mahasiswa yang antusias. Dia senantiasa tertarik oleh setiap masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, minatnya pada psikiatri Freud muncul pada suatu musim panas ketika mengunjungi pamannya, seorang dokter di Indiana. Paman Lasswell memliki seperangkat buku Freud yang waktu itu dibaca oleh Harold muda. Selanjutnya Lasswell menjadi sarjana Amerika terkemuka yang memperkenalkan teori Freud dalam ilmu politik. Pada saat duduk di tingkat sarjana, Laswell menerbitkan beberapa buku dalam bidang ilmu sosial, yang berkaitan dengan ilmu politik, ilmu ekonomi, dan sosiologi.
Tatkala dia duduk ditungkat doctoral untuk meraih gelar Ph D, pada diri Lasswell terjadi eklektisme (kecenderungan untuk memilih dari berbagai sumber) yang akhirnya menyebabkan krisis dalam karirnya. Di fakultasnya itu selama lima belas tahun ia sangat produktif. Pemimpin Universitas Chicago, Robert Maynard Hutchins, ternyata berprasangka negative terhadap ilmu sosial, terutama terhadap ahli-ahli sosial empiris (sikap Hutchins tersebut menyebabkan kehancuran Fakultas Sosiologi Universitas Chicago setelah tahun 1935).
Lasswell bukan saja seorang empiris, tetapi juga seorang cendikiwan yang mencoba menekuni teori Freud untuk melakukan analisis isi dalam rangka meneliti pengaruh propaganda terhadap opini publik. Hutchins memveto promosi Lasswell untuk menjadi professor pada tahun 1938. Setelah dua belas tahun di Chicago, di mana dia mendidik beberapa ahli politik yang handal, antara lain Itheil de Sola Pool dan Herbert Simon, maka Lasswell tidak mendidik yang lainnya dalam empat puluh tahun dari sisa hidupnya, karena ia mengajar di Fakultas Hukum Universitas Yale.
Walaupun Lasswell tidak meraih gelar Ph D, namun ia tetap merupakan seorang cendikiawan yang aktif menulis lebih dari enam juta kata dalam publikasi ilmiahnya semasa hidupnya. Tiga jilid bukunya yang dicetak berjudul “Propaganda and Communication in World History” sedang dicetak ketika dia meninggal pada tahun 1980. (Rogers dalam Effendy, 2003 : 17)
Salah satu tokoh penting dalam sejarah awal ilmu komunikasi di Amerika adalah Harold Lasswell. Diktum Lasswell akan selalu diingat oleh mereka yang pernah sedikit belajar ilmu politik atau ilmu komunikasi – karena sesungguhnya Harold Lasswell adalah ilmuwan politik-; “Who says what, to whom, to which channel and with what effect”. Inilah diktum yang akan selalu diingat sebagai suatu model teori komunikasi yang linier, yang ia temukan dari hasil pengamatan dan praktek yang ia lakukan sepanjang masa perang dunia pertama dan kedua.
Pada tahun 1926, Harold Lasswell menulis disertasinya yang berjudul “Propaganda Technique in the World War” yang menyebutkan sejumlah program propaganda yang bervariasi mulai dari konsep sebagai strategi komunikasi politik, psikologi audiens, dan manipulasi symbol yang diambil dari teknis propaganda yang dilakukan oleh Jerman, Inggris, Perancis dan Amerika.
Sebenarnya kata propaganda sendiri merupakan istilah yang netral. Kata yang berasal dari bahasa Latin “to sow” yang secara etymology berarti: “menyebarluaskan atau mengusulkan suatu ide” (to disseminate or propagate an idea). Namun dalam perkembangannya kata ini berubah dan mengandung konotasi negatif yaitu pesan propaganda dianggap tidak jujur, manipulatif, dan juga mencuci otak.
writer : Yunita Aryanti
Nim : 31001600395
Comments